Posts filed under ‘colorful lessons’

Ghajini

Ghajini (2008) adalah salah satu produk dari industri perfilman Bollywood. Film yang dibintangi Aamir Khan ini merupakan remake dari film Tamil dengan judul yang sama yang diproduksi tahun 2005. Jalan cerita film ini terinspirasi dari film Hollywood, Memento, yang disutradarai dan diproduksi oleh Christopher Nolan.

Film ini bercerita tentang seorang pengusaha kaya Sanjay Singhania (Aamir Khan) yang menderita amnesia dan tidak bisa menyimpan apapun dalam long term memory-nya. Sementara short term memory-nya hanya dapat menyimpan peristiwa yang terjadi dalam kurun waktu 15 menit.  Amnesia ini terjadi karena kepalanya terkena pukulan benda keras saat dia ingin menyelamatkan Kalpana Shetty (Asin Thottumkal) yang saat itu akan dibunuh oleh Ghajini Dharmatma (Pradeep Rawat). Kalpana dibunuh karena ingin menggagalkan usaha Ghajini dalam usaha perdagangan wanita.
(lebih…)

Mei 4, 2009 at 1:16 pm 11 komentar

Keripik Buah Naga

Keripik buah naga. Terdengar asing? Memang asing 😀 soalnya makanan yang satu ini emang aneh. Aku mendapatkannya dari emesku yang dateng dari Malang minggu lalu. Belinya di suatu tempat di Malang yang jual bermacam-macam keripik buah. Mau aku makan sendiri kok kesannya kemaruk ya? 😛 Akhirnya nganggur di kos deh. Berhubung pagi ini ada acara bersih2 lab sama calon admin baru, aku bawa aja kripik itu ke lab buat dimakan abis bersih2.
(lebih…)

Februari 22, 2009 at 12:46 pm 4 komentar

Lucky vs Unlucky

Gladstone Gander

Gladstone Gander,, sapa tu? Kalo yang suka baca komik Paman Gober, mungkin lebih familiar dengan yang namanya Untung Bebek. Si Untung ini adalah bebek yang selalu mendapatkan keberuntungan. Wew.. seneng ya kalo kita selalu beruntung.. (kek hari ini, ujian KP ma Pak Budhi lancar jaya, dapet 89,5.. ujian ma Pak Victor dapet 86.. Hehehe). Tapi apa iya ada orang yang selalu beruntung?

Hmm, tadi barusan baca artikel di Yahoo!, judulnya “The Secret of Luck: Why Some People Have All The Luck” . Nice article 🙂 Artikel itu membahas hasil penelitian Profesor Richard Wiseman dari University of Hertfordshire terhadap sejumlah orang yang secara konsisten mengalami keberuntungan dan ketidakberuntungan dalam hidupnya. Walaupun tidak memberikan penjelasan yang signifikan kenapa ada orang-orang yang sering mengalami keberuntungan dan ketidakberuntungan dalam hidup, penelitian ini menunjukkan bahwa keberuntungan seseorang itu berbanding lurus dengan pola pikir dan gaya hidupnya. Orang-orang yang beruntung, adalah orang yang pandai melihat peluang, sementara orang-orang yang tidak beruntung adalah sebaliknya.

Di artikel itu dicontohkan dengan Profesor Wiseman yang menyuruh orang-orang yang terlibat dalam penelitiannya untuk membaca sebuah koran untuk menghitung ada berapa gambar yang terdapat dalam koran itu. Mereka tidak tahu bahwa dalam koran itu, Profesor menempatkan sebuah advertisement : “Tell the experimenter you have seen this and win $50” — katakan pada peneliti bahwa Anda telah melihat ini dan menangkan 50 dollar. Iklan itu ditulis dengan huruf setinggi 2 inch, berukuran setengah halaman, dan ditempatkan di bagian atas dari sebuah halaman. Hasilnya? Orang yang beruntung cenderung melihatnya, dan orang yang tidak beruntung cenderung untuk melewatkannya. What an interesting fact, huh?

So, pelajaran yang pelajaran yang bisa dipetik dari artikel ini adalah :

Jika anda ingin beruntung, pandai-pandailah melihat peluang!

tapi tetep ya,, usaha dan doa jangan putus-putus 🙂 soalnya kalo sekarang putus, besoknya menyesal (halah, koyok BBB ae 😛 )

DO THE BEST,, LET GOD DO THE REST… cemangka…!!

Desember 31, 2008 at 7:33 am Tinggalkan komentar

ASSORTED TRAINING

1. Internet Marketing dengan Media Open Source — Sabtu, 17 Mei 2008
2. Membuat Flash Pribadi Full Animasi — Minggu, 18 Mei 2008
3. Membangun e-Commerce dengan Joomla — Sabtu, 24 Mei 2008
4. Mengedit Foto dengan Photoshop — Minggu, 25 Mei 2008
5. Membuat Portal dengan Joomla — Sabtu, 31 Mei 2008
6. Membuat Model 3D untuk Game 3D — Minggu, 1 Juni 2008
7. Membuat Aplikasi Web Lebih Interaktif dengan AJAX — Sabtu, 7 Juni 2008
8. Blog Sebagai Media Berekspresi — Minggu, 8 Juni 2008
9. Pemrograman Aplikasi Mobile dengan J2ME — Sabtu, 14 Juni 2008
10. Aplikasi Access dalam Dunia Perkantoran — Minggu, 15 Juni 2008
11. Lokakarya Warnet (Konfigurasi Hardware dan Network) — Sabtu, 21 Juni 2008
12. Mengubah Foto Menjadi Kartun dengan Adobe Illustrator — Minggu, 22 Juni 2008
13. The Secret of Microsoft Office 2007 — Minggu, 29 Juni 2008

Tempat Pelaksanaan:

Laboratorium Pemrograman Teknik Informatika ITS (tentatif)

@ 9.00 – selesai

Pendaftaran:
Sekretariat Himpunan Mahasiswa Teknik Computer – Informatika
Lantai 2 Gedung Lama Teknik Informatika ITS

CP:
Aly 03160571852
Leli 03177307723

http://www.toast-its.com/assorted

presented by IF ’05

Mei 16, 2008 at 4:20 am 1 komentar

Mengapa dengan Ilmu Sosial

A.      Mengapa dengan ilmu sosial

Ilmu pengetahuan alam semakin hari semakin berkembang, dan perkembangannya itu sedikit banyak juga mempengaruhi ilmu sosial. Namun tidak begitu halnya dengan ilmu sosial. Ilmu sosial kian lama semakin terlihat miskin teori. Mengapa hal ini bisa terjadi?

 

Para pakar ilmu sosial menyebut ilmu pengetahuan alam sebagai hard science, yaitu ilmu yang objeknya statik sehingga mudah mencari universalitas, sedangkan ilmu sosial disebut sebagai soft science yang objeknya selalu berkembang dan membuahkan hasil yang khas sehingga sangat kecil kemungkinan ditemukannya universalitas. Dari pernyataan tersebut, tersirat sebuah konsekuensi bahwasanya hasil penelitian ilmu pengetahuan alam mudah dikembangkan secara kontinu, sedangkan ilmu sosial hampir tidak mungkin dibangun kontinuitasnya. Namun jika dikaji lebih jauh lagi, sebenarnya kita bisa saja mencari universalitas dari soft science, yaitu keberlakuan prediksinya pada perubahan atau dinamika objeknya. Karena itu, kita patut risau jika produk-produk ilmu yang ada tidak dapat menghasilkan guna bagi masa depan, tidak dapat dipakai memprediksi (dalam artian teoretik) dan tidak dapat dipakai mengantisipasi (dalam artian operasional) kepentingan masa depan kita.

 

Banyak pertengkaran istilah di kalangan pakar ilmu sosial. Yang naïf dan lemah, seringkali hanya menampilkan perbedaan rumusan yang orang lain tidak tahu apakah ada perbedaan konsep teoretik ataupun operasionalnya. Yang patut dihargai karena adanya keajegan pandangan teoretiknya atau filosofinya atau paradigmanya mengkritik konsep lain kemudian menampilkan konsepnya sesuai teori, filsafat, atau paradigmanya. Ada pula yang arif bijaksana, yang mampu mendudukkan teori, filsafat, atau paradigm berbagai ahli sesuai dengan proporsinya. Dengan kata lain, mampu mendudukkan secara proporsional metodologi penelitian kualitatif, baik yang positivistik, rasionalistik, phenomenologik, maupun realisme metaphisik.

 

B.      Monisme multifaset

Phenomenologi mengakui bahwa kebenaran itu plural. Sebaliknya, positivisme, rasionalisme, serta realisme – yang masing-masingnya memiliki penekanan tersendiri untu menilai sebuah kebenaran – mengakui bahwa perbedaan itu tunggal namun berdimensi ganda. Jika kita menggunakan dasar kebenaran yang berbeda dalam menyelesaikan permasalahan keilmuan, tentunya takkan pernah ada titik temunya. Karena itu, kita dapat membangun approach by level (satu disiplin ilmu mengakui otoritas disiplin ilmu lainnya untuk mendapatkan validitas) di antara metodologi penelitian yang ada dengan bertolak dari integrasi wawasan ontologinya. Salah satu wawasan ontologi yang dapat diterapkan adalah mononisme multifaset. Emperi, kebenaran, dan realitas itu tunggal (monistik), namun menjadi beragam karena tampilannya. Kadang yang satu tampak lebih dominan dari yang lain, kadang juga terlihat beragam karena konteks dan situasinya. Semua itu tergantung pada objek serta karakteristik objek yang diteliti.

 

C.      Value Free dan Value Bond

Nilai etik penting dalam kehidupan manusia. Karena itu, nilai dapat juga dimasukkan sebagai kerangka acu filosofik bagi setiap penelitian, dengan tetap memberi alternatif untuk memasukkannya di dalam desain ataupun meletakkan di luar desain. Karena Indonesia negara yang berkeTuhanan, hendaklah nilai yang dimasukkan itu sejauh nilai yang transedental, sesuai dengan wahyu Allah.

 

Jika kita ingin memasukkan nilai dalam desain, kita bisa menggunakan phenomenologi ataupun realisme metaphisik. Sebaliknya jika tidak, kita boleh menggunakan rasionalisme atau positivisme.

 

D.      Perspektif proporsional

Jika kita mau menerima konsep monistik multifaset, maka kebenaran bersifat perspektif atau proporsional atau subjektif. Kebenaran perspektif akan menampilkan perspektif yang berbeda-beda, sedangkan kebenaran proporsial menekankan adanya peluang untuk mengambil alternatif tapi tetap terjaga sinkronisasi serta koherensinya. Sementara itu, kebenaran subjektif  bermaksud mengakui kejadian tak terduga, divergensi, dan keterbukaan.

 

Apabila kebenaran telah diakui sebagai monistik multifaset dan operasionalisasinya dapat diakui tampilan perspektif atau proporsional atau subjektif, maka kita harus mempertimbangkan kembali apakah hasil penelitian satu harus dipilah dari hasil penelitian lainnya ataukah ada hal lain yang dapat mempersatukannya. Hasil akhir yang ingin dicapai adalah membuat hasil-hasil penelitian menjadi tongkat-tongkat kebijakan manusia, bukan hanya sebagai sesuatu yang tidak jelas gunanya.

 

E.       Determinisme dan Indeterminisme

Secara substansial, konsep ini menyangkut apakah kreativitas sosial manusia itu terikat pada sistem sosialnya atau tidak. Sementara itu, secara teologik, konsep ini menyangkut keyakinan apakah nasib manusia itu telah ditetapkan oleh Allah ataukah ada kebebasan untuk mengubahnya. Determinisme pada metodologi penelitian biasa ditampilkan dalam bentuk teknik prediksi linear atau parametrik, nonlinier, dan proyeksi. Sementara itu, indeterminisme tampil dalam konsep seperti divergensi, holographik, dan morphogenetik.

 

Penggunaan metodologi penelitian kualitatif akan lebih berharga jika dilengkapi konseptualisasi teoretik yang lebih luas mengupayakan penyajian grand-concepts atau mengupayakan mendekati objeknya secara holistic.

 

F.       Keterpercayaan

Konsep yang melandasi keterpercayaan hasil penelitian pada metode positivisme adalah rata-rata frekuensi atau keragaman beserta penyimpangannya dalam distribusi normal pada sebuah populasi. Konsep yang melandasi keterpercayaan hasil penelitian pada metode rasionalistik, phenomenologik, serta realisme metaphisik adalah diperolehnya hal esensial yang benar sesuai konteksnya dan terungkap sampai dasar-dasarnya yang paling dalam.

[kok gaya aku nulis koyok ngene? 😛 gak kok, ini tugas kuliahnya ibukku, disuruh ngresume buku (aku yang disuruh ngresume,, sampe gak tidur, gara2 sebelum ngresume kelamaan curhat lewat gaim 😀 )]

Januari 19, 2008 at 8:15 am Tinggalkan komentar

CPM nomer 4_

 Ini soal UAS Riset Operasional a.k.a RO 15/01/2008, nomer 4!!

a. Buat peta waktu aktifitas non kritis dijadwalkan selambat mungkin
b. Berapa ongkos ketika dipercepat menjadi 25 hari

Beh,,, soal yang aneh 😛

Yah gimana ya, contoh soale biasanya kan klo ada aktifitas tu diketahui node asal sama node tujuannya, contoh: A(1,2), B(1,3), dst. Nah kalo kayak gini kan ambigu, asalnya dari node mana trus tujuannya node mana. Mikirnya nambah deh, gak cuma mikirin CPMnya kayak apa bentuknya, tapi juga bikin estimasi ada berapa node sebenarnya yang terlibat. Otomatis, kalo salah nentuin nodenya bisa2 gak ada penyelesaian yang bener. Satu2nya clue buat nyelesein masalah ini cuma di kolom “aktifitas yang mendahului”, itu pun masi harus dipikir lagi. Bisa aja kan, lebih dari satu aktifitas yang ada itu ternyata cuma melibatkan 1 node yang sama. Percuma dong kalo kita bikin banyak node tapi ternyata salah persepsi. Mikir ini aja udah lelah dehhhh… 😛

Oke, kmaren tu aku pertamanya bikin 9 node. Aku bingungnya itu meresapi gimana caranya D dan E itu sama2 mendahului H. Sampe aku berkesimpulan bahwa D dan E itu menuju ke node yang sama. Nah trus takhapus satu nodeku, jadi tinggal 8. Selese deh, aku ngitung2. Tapi kemudian aku tersadar.. uh oh!! Bodoh sekali. Ada node yang gak ketauan waktu memulai paling lambatnya, gara2 gak terhubung sama node yang blakang2. Trus gimana nih. Setelah takpikir2,, knapa gak F dan G itu nunjuk node yang sama sama H? Oke deh, aku coba kayak gitu. Alhamdulillah mulai ada pencerahan, hehe. Langsung ae takhajar!! 6 node.. Wuzz… jadi begini deh:

Gak tau se itu bener apa salah. Tapi menurut asumsiku seh udah bener (ye.. maunya… :P). Aktivitas kritisnya yang aku kasi garis tebel itu, yaitu A-C-E-H. Total durasinya 27. Sementara itu, B, D, F, G jadi aktifitas non kritis. Jadi untuk soal a, tinggal gambar B, D, F, G aja pake garis putus2. B mulai 0 sampe 7, D mulai 5 sampe 8, F mulai 21 sampe 27, dan G mulai 13 sampe 17.

Kalo buat soal b, itung kemiringannya dulu, pake cara biasanya = (ongkos dipercepat-ongkos normal)/(durasi normal-durasi dipercepat). Ntar ktemu semua. Kalo udah, cari yang terkecil di lintasan kritisnya. Menurut itunganku seh, yang terkecil itu E (33,3). Nah karena kita nurunin sampe 25, jadi perlu iterasi 2x. Tiap iterasi, durasi E dikurangi. Kalo secara gambarnya se tetep kayak gtu. Nah cost yang dikeluarkan itu kan normalnya 7800. Berhubung E dipercepat, ongkosnya nambah 3,33 di tiap iterasi. Jadi total ongkos terakhirnya 7800+33,3+33,3 = 7866,6

FINISH DEH!!! 😀

Tapi sekali lagi, yang di atas itu cuma pendapatku aja. Belum pasti bener. Mohon koreksinya kalo ada yang salah2…

Januari 19, 2008 at 6:01 am 3 komentar

biar kompi bisa di-remote banyak user

Yaks… acertobacter-ku setia sekali menemaniku… sekarang kemana2 dia takbawak… (rasanya aku tambah pendek, mbawak dia kemana2 =P)… sampe aku bosen, sampe pengen login di kompi user lagi…

Dan entah kenapa tiba2… “cling!!” muncul ide buat ngremote. Aye!! Tapi aku gak tau gimana caranya. Nanya deh ke kohar. Ternyata gampang, tinggal buka panel kontrol -> sistem -> jauh -> centang “perkenankan pengguna untuk melakukan koneksi secara jauh ke komputer ini” (windows-kuw pake bahasa indonesia ^^).. dodol banget ya, gini ae gak tau =P

Nah, mulailah aku ngremote. Ngambil random kompi user di LePay (Lab Pemrograman, red), si acertobacter taktaro belakang, tempat laptop di LePay. Pertamanya lancar2 aja, tapi setelah agak lama, kok tiba2 putus. Takliat ke belakang. LHA!!! Ternyata dilogin sama mbak fifi. Tapi setelah takdatengi jadi dilogoff lagi. Hehe.. sori mbak!!

Yak, cerita berlanjut. Aku ngremote lagi. Sampe lama. Tiba2.. kok putus lagi. Aku ke belakang… DANG!! Dilogin ama abid & fahrur. Tapi setelah takdatengi jadi dilogoff juga (kok aku koyok setan ae >:) ). Tapi si fahrur nanya, “kok gak dibikin bisa diakses multiuser aja?”

Hmm.. jadi curious. Ya’apa caranya? Takkira bisa langsung ceklak ceklik ae. Ternyata gak bisa. Nanya meli, meli gak tau. Nanya fahrur, ternyata juga gak tau. Kata anak2, nanya admin aja, paling tau. Terus ingetku ada arie dateng, tapi trus dikasi ke wima. Yawda, diutek2 sama wima. Lamaaa… Tapi waktu nyobak kok gak bisa (kruuuuk….). Yawes, aku mutung =P Kapan2 ae lah.

Nah, malemnya ada si kohar online. Aku nanya ae. Trus dikasi referensi ini :

http://www.yogyafree.net/forum2/viewtopic.php?p=36525&sid=37f5819db0d05ae995d6a8923c4bf857

disuruh baca dan dimengerti (tapi gak ngerti2 =P). Yawes, akhirnya aku kasi login ke dia, biar dibenerin ama dia aja (passwordku diketawain, katanya lucu 😦 padahal walopun kata itu agak asing, tapi artinya “FOREVER”). Setelah dibenerin beberapa lama… finally… berhasil berhasil berhasil yea…. we did it, we did it, we did it yea…

Well, cukup prolognya. Kalo ada yang penasaran, iseng, ato kurang kerjaan, ini ada step2nya 😀 (kata2nya persis sama yang dari  web yang alamatnya dikasii sama kohar, males ngedit =P cuma ditambah beberapa kata gak penting, hehehehehe…)

Langkah 1:
Restart Windows dan masuk ke SafeMode. Klik kanan pada My Computer lalu pilih Properties, masuk ke tab Remote, dan hilangkan tanda centang pada pilihan “Allow user to connect remotely to this computer”. Jika sudah tidak ada tanda centang, jangan berbuat apa2, diclose aja.

Langkah 2:
Klik Start – Control Panel – Adminsitrative Tools, lalu pilih Services. Double Klik pada Terminal Services yang ada pada list, lalu pilih Disable pada Startup Type option.

Langkah 3:
Kita memerlukan sebuah file dengan nama termsrv.dll, tapi kita akan mendownload versi yang lama. bisa didownload disini:
http://www.orbitfiles.com/download/id20947665 (buat yang TC, di kikulu dulu ada, gak tau sekarang, red) lalu pergilah ke folder windows/system32, rename file termsrv.dll menjadi nama lain, misal termsrv.org, lalu copy€kan file termsrv.dll yang baru saja kita download ke folder ini. dengan cara yang sama juga, lakukan terhadap file termsrv.dll yang ada di folder windows/system32/dllcache, direname, trus copykan file yang baru didownload.

Langkah 4:
Buka registry windows, lewat regedit. Cari key berikut:
HKEY_LOCAL_MACHINE\SYSTEM\CurrentControlSet\Control\Terminal Server\Licensing Core
buat key baru dengan nilai DWORD, “EnableConcurrentSessions” (tanpa tanda petik), kemudian edit dan set nilainya menjadi 1, lalu exit dari regedit.

Langkah 5:
Klik Start, Run, ketikkan gpedit.msc. Lalu buka Computer Configuration > Administrative Templates > Windows Components > Terminal Services
double klik “Limit number of connections”, pilih “Enabled” dan masukkan nilai maksimum dari jumlah koneksi yang ingin kita ijinkan (2 ato lebih), kemudian Restart Windows pada mode normal.

Langkah 6:
Dan akhirnya ulangi langkah no 1, hanya saja kali ini kita harus memastikan ada tanda centang pada option “Allow user to connect remotely to this computer”.
Lalu pergilah ke Terminal Services (lihat langkah 2) lalu set startup type menjadi “Manual”
restart windows dan sampai pada langkah ini, kompie kita akan dapat menerima multiple sesi dari remote desktop.

Oke deh, good luck!! ^^

[nb: buat windows xp sp2]

September 3, 2007 at 12:56 pm 2 komentar


Kalender

April 2024
S S R K J S M
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  

Statistik Blog

  • 44.782 kali dibuka

Tulisan Terdahulu

Yahoo! Messenger

PageRank